1. Cinta memang sederhana. Tapi aku memilih luar biasa memaknai jatuhnya; jatuh cinta kepadamu.
2. Aku tak ingin merasa paling benar mencintaimu. Aku hanya ingin mencintaimu dengan benar, dan cintamu benar untukku.
3. Aku mencintaimu bukan dalam terang siang. Aku mencintaimu dalam kegelapan; dengan hati sebagai mataku.
4. Masuklah dalam badai. Setidaknya kita bersama dalam cinta meskipun masih belum teraba.
5. Entah sebagai awal atau akhir, aku tetap menginginkanmu sebagai tokoh utama dari setiap inci cerita bahagia dan sedihku.
6. Ini yang tertulis di hatiku: aku mencintaimu. Titik, [tanpa koma]
7. Telah kubuka hati untuk mengecap manis-pahit rasamu. Aku bahkan rela menelannya mentah-mentah dalam kesakitanku.
8. Aku ingin mencintaimu tanpa batas waktu. Tidak kini, dulu, apalagi nanti. Aku ingin mencintaimu saja untuk selamanya.
9. Ini sudah benar dari awal. Aku mencintaimu tanpa tanda tanya.
10. Aku tak berharap menjadi Superhero. Aku hanya ingin mencoba semampunya menjadi hero biasa, di hatimu. Someday, someway and somehow.
11. Cinta adalah keberanian. Dan maaf, aku belum mampu mewujudkannya.
12. Sia-sia saja! Makin kutepikan bayangmu, makin terjerat aku dalam kenangan tentangmu.
13. "I love you." Aku tak ingin ungkapan itu menjadi kamus mati. Aku ingin mengejawantahkannya menjadi berarti, dan berhati.
14. Jangan tanyakan padaku seberapa kuat tanganku memeluk bahumu. Cukup rasakan saja ketulusannya mendekap hatimu.
15. Kau selalu menggoda pikiranku untuk bicara cinta. Bibirku mengeja kata-kata uang mengumpul menjadi cerita. Cerita tentangmu saja
16. Pilihan tetaplah sebuah pilihan. Jalani dengan semestinya, tanpa rekayasa. Demimu aku mampu: menjadikanmu yang terindah, meski penyatuan belum terjamah
17. Ada dan tiada-bagimu, rasa itu tetap kujaga. Tersimpan rapi dalam bejana pengharapan. Di suatu masa, siapa tahu, akan hadir kesempatan kedua bagi cinta kita.
18. Membuka hati hanya untuk belajar terluka lagi? Itu bukan inginku. Membuka hati untuk belajar mencintaimu lagi? Itu harapan terbesarku.
19. Tak perlulah kita mendefisinikan bahagia. Pijar senyuman di bibirmu sudah lebih cukup untuk menggantikannya.
20. JANJI. Menyediakan hati untuk jadi jembatan kata-kata di setiap jejaknya. Dan kamu adalah muaranya.
21. Tak mengertikah kau, sejauh mana pun mendayung dan bersembunyi di balik bayang ombak, arus cinta selalu membuatku kembali terdampar di pulau hatimu...
22. Masih..... setiap kali sunyi mematuk sendiri, kamu pun hadir tanpa permisi. Masiih selalu begitu.
23. Ada dan tiada bagimu, aku hanya ingin hadir ditimang pengakuanmu. Itu saja! Sejenak juga tak apa.
24. Semoga aku bukan termasuk orang serakah jika selalu berharap kau di dekat hatiku, kapan pun itu.
25. Seperti masuk dalam labirin, setiap kali kucoba mengurai segala tentangmu, Sesatku di persimpangan jalan. Menunggumu dalam ketidakpastian.
26. Bukan cinta yang memisahkan, tapi kita yang membuatnya terjadi. Bukan cinta yang melukai, kita yang membuatnya terjadi sedemikian rupa. Dan, semoga kita tak pernah berpikir untuk melakukannya.
27. Jauh menghujam. Sapa manjamu menggelitik getar itu kesumat lagi, tanpa rekayasa. Karena kaulah alasanku. Rasanya mustahil aku bisa pergi dan tepikan adamu.
28. Dalam labirin hatimu, aku masih kukuh berdiri. Menanti! Pergi atau... setia bernaung dalam mata beningmu?!
29. Percuma, bergeming pun tidak. Lelah 'ku kini melampaui batas logika, tapi tetap saja sia-sia. Kau selalu di sini. Di hatiku. Menggerogoti kalbu dengan rindu.
30. Tak surut. Terpaku getarku di tempat yang sama. Tetap ada menguji kata setia, dan tepikan tiada dalam keakuannya.
31. Ada dan tiada, bagimu... kamu tetap ada, bagiku. Maka, untuk apa ingkar jika penantianku masih bertekuk pada lipatan sunyi yang mencatut namamu, satu-satunya.
32. Kau selalu kunanti, meski tiada hadirmu disini, di pelukku. Meski aku hanya bisa memuaskan dahaga rinduku dengan memori tentang dirimu. Datanglah...., datanglah segera ke peraduan cinta kita.
33. Tak ada yang hilang sedikit pun. Meski berulang aku dicekat ragu yang merenggut kuasa hatiku; untuk mendambamu dan mencintaimu-lagi.
34. Terima kasih telah masuk ke dalam pintuku. Bukannya aku ingin menguncimu, tapi... bisakah kamu tinggal selamanya?
35. Sudah sepantasnya kita berbahagia. Harapan dan mimpi kita kini menjadi nyata akhirnya. Kau dan aku bersatu..., saling memiliki dalam cinta.
36. Beruntung bisa berharga di matamu.
37. Aku tulis kata pertama dengan huruf "C". Lalu, hening. Percayalah! Dan aku mengeja lagi namamu. Di huruf "I", jemariku berhenti. Dalam keheningan itu, kucatut lagi tiga huruf tersisa dari namanu: CINTA.
38. Jika bahagia ini nyata, percayalah... semuanya kupersembahkan untukmu seorang. Bagaimana pun juga, aku mendapatkannya juga karenamu.
40. Hatiku semata wayang telah kuserahkan dan kupasrahkan kepadamu. Menjadikannya jembatan tawa dan airmata. Bagaimana mungkin aku menyudahinya (?!)
41. Sesakit apa pun, aku tetap ingin menjadi jembatan dan tiang tanpa sebab, untukmu. Karena hatiku telah kurelakan sejak keakuan hati terpatri.
42. Sungguh mengagumkan kemiripan antara cinta dan kegilaan. Dua-duanya serba tak terduga. I Miss You Like Crazy, itu nyatanya.
43.Berbahagia dan bersedih dalam luka. Silih berganti, menjamu dan merayakannya. Jika karenamu, aku rela.
44. Selama kamu bahagia, teruslah berpegang pada alasan yang kamu yakini, dan cara yang kamu pilih. Aku tak akan menggugat lagi. Sebab aku mencintaimu, biar kutanggung segala akibatnya.
45. Mampukah aku beranjak pergi, dengan semua tentangmu pelan-pelan membatu dan memberatkan langkahku? Padahal aku tak bisa berlama-lama ada disini. Padahal kau juga sudah lama tak ada di sini.
46. Sedang berharap kamu datang tiba-tiba dan berjanji:"Aku selalu siap menjadi pengantin hatimu, kapan pun itu!" Oh, semoga ini bukan mimpi.
47. Kau alasan gundah dan resah ini ada.
48. Berlariku ke arahmu, mungkin tidak saat ini. Tapi berjalanku tertatih menimang hatimu, yakinku itu pasti.
49. Aku masih berdiri di jalan yang sama. MENANTIMU dengan napas terengah dan gontai kaki menjejak tanah hatimu.
50. BERSAMAMU. Kupuji hari karena setiap cerita begitu berarti. SENDIRIKU. Tanpa warna-warni, hari silih berganti mengecup basi.
51. KAMU... sedetik menjauh, sedetik mendekat. Pergi, lalu kembali lagi. Sebentar ada, sekelebat tiada. kau seperti pusaran tanya yang tak kunjung berhenti.
52. Dear You, aku takkan ke mana. Pada satu langkahmu juga, menujuku.
53. Tak peduli apakah ini cinta atau bukan. Aku hanya ingin menikmati luka-bahagia ini. Merangkumnya dalam keindahan, inci demi inci.
54. Maaf, jika rasaku bugil bulat. Biar kamu tahu, hatiku telah kubuka tanpa sia untukmu, tak ada kedua.
55. Saudara-saudara! Kalau aku cuma berpura-pura, sudah sejak pertama aku tanggalkan baju berperisai CINTA ini.
56. Harapan itulah yang tak gentar, bertahan terus mengeja rindu. Tanpa henti setia pada tuannya: Sang Cinta.
57. Karena kamu adalah kebahagiaanku. Karena kamu adalah kegelisahanku. Sanggupkah aku pergi? untukmu, kuasah luka. Kepadamu, kuasuh bahagia.
58. Mungkin saja ini salah dan bodoh. Tapi aku akan melakukannya berkali-kali tanpa jemu. Aku akan selalu jatuh cinta kepadamu.
59. Bahkan, aku tak butuh menjadi siapa-siapa untuk cinta. Aku cukup ada untukmu, saja.
60. Sekedar bertamu jelas bukan inginku. Memiliki hatimu, itu harapan terbesarku.
61. Bahkan, nalar pun hilang kata. Keakuan perasaan ini terlanjur merindang daun. Tetap terjaga mencari kebenarannya.
62. Kita hanya berhenti sejenak, meresapi senyuman dan kenangan yang kita punya di sepanjang perjalanan selama ini.
63. Keindahan melengkung pada garis kesendirianku. Tersenyum sendiri, membaca setiap tanda cinta yang kau tinggalkan.
64. Begitu telaknya kejutan itu menusukku, hingga kuhilang kata-kata. Kepadamu, bahagia ini kualamatkan.
65. Perjalananku dimulai dari sebuah asa. Dan di langkahmu rasa itu tumbuh membumi dan membatu.
66. Berulang kali kubunuh rasa ini, aku tak bisa ke mana, ternyata! Maka percayakan saja kepada sang waktu, kita tetaplah satu. Karena cinta selalu ada.
67. Untuk alasan apa pun, kau tetaplah bahagia yang bertuah.
69.Kamulah alasan pencarianku. Di setiap entakan napas, ziarah rinduku menasbihkan keakuan perasaan, untukmu. Abadi!
70. Bajaklah pikiranku. Di tiap lajurnya akan kau temukan barisan kata itu: AKU MILIKMU!
71. Kau adalah kata tunggal. Di lipatan hatimu, rindu kubakukan. Tercetak dengan huruf tebal.
72. Katakan padaku, apakah aku ada di sana; terselip di dalam hatimu? Katakan iya, Manisku, supaya berhenti aku menanti.
73. Bahkan lebih dari selamanya, kasihmu berserah waktu. Aku berdoa, semoga kamu menjadi ibu dari anak-anakku.
74. Aku tak butuh terbang jauh menjemputmu. Selama ini ternyata kau tinggal begitu dekat. Tinggal di kavling istimewa-dalam hatiku saja.
75. Sebut saja aku hilang kewarasan. Bisa bertekuk lutut di hadapan hatimu satu-satunya, itu sakit yang membahagiakan.
76. Jika memegang hatimu adalah tumpah bahagia, maka memanggang luka tak perlu dan tak usah dihiraukan.
77. Menjemput impian. Keniscayaan untuk bersamamu adalah harapan dan pencampaian terbesar.
78. Aku percaya, mencintaimu adalah pilihan dari setiap hidup yang kuyakini. Meski barisan waktu menjepitku dalam penantian tak bertepi.
79. Dari awalnya hingga cinta bersimpuh pada keakuan hati, keyakinan itu ada: kau seperti yang terbaca. Dan di setiap abjadmu, kucetak bahagia.
80. Di cintamu, semua rasa meletup jadi satu. Seirama mengukir hari yang sepi, dan detik yang ramai dalam bahagia yang tak usai. I love you.
81. Bersamamu yang kumau. Menghisap senyum juga rasamu. Bersatu kita, tanpa wagu. Tahu-tahu, itu saja!
82. Untuk apa jauh-jauh lagi mencari, sementara dalam dirimu saja aku sudah menemukan alasan hidup: bahagia bersamamu.
83. Kalau cuman main-main, untuk apa aku proklamirkan cinta dan rela terbakar bersamanya.
84. Aku memang picisan. Tapi peduli apa karena kamulah satus-satunya alasan yang butuh kukatakan.
85. Aku mendamba sebuah dunia baru. Dibangun di antara mimpi dan kenyataan.Ada kita di sana, berdiri berdampingan. Bergenggaman tangan, seiya dan sekata.
86. Terima kasih setulusnya; untuk setiap helai waktu yang telah kau renggut demi pengembaraan cinta ini.
87. Kita bertemu tanpa rekayasa. Lalu berdiri di garis yang sama dengan bekal rindu dan cinta, tanpa rekayasa. Semoga, demikian.
88. Tak mungkin hilang, jejak yang tercetak dalam kebersamaan. Tak peduli penyatuan masih menyisakan tanya pada detak kemudian. Tetap saja-lekang!
89. Termenung 'ku dalam buaian lamun. Terlalu dalam cinta menusuk jantungku. Membawa bahagia serta luka. Terkaparku mengulum segalamu. Nyata, bukan semunya imaji.
90. Mulai hari ini, aku akan tinggal di rumah hatimu. Berharap akan ada di sana hingga seterusnya-jika kamu mengizinkan.
ciyye ayyaaass.. co cweet :)
BalasHapusMantep kaan wkwkwk :$
BalasHapuskeep posting ras !!!
BalasHapus